Ada orang yang bangga dengan ketidakpedulian.
Ada orang yang sengaja tidak peduli.
Ya ada orang seperti itu.
Lagi-lagi aku kasian padanya.
Terlihat sempit hati dan pikirannya. Tapi mau bagaimana pun, aku tidak bisa memaksakan hak tak pedulinya. Nanti ujungnya adalah mengusik hak prerogatifnya sebagai manusia, itu katanya.
Selalu menitikpoinkan akhir dari rasa peduli itu mengarah pada penderitaan dan kesakitan. Padahal menurutku ‘just a simple’ apa yang kita lakukan asalkan itu niat baik nantinya akan berbuah kebaikan, bukan penderitaan atau sakit. Jangan suudzon ah.
Aku memang tidak mengetahui konteks peduli dan tak peduli itu seperti apa dan bagaimana. Mungkin masih polos, seperti kebanyakan orang menilai pemikiranku. Yang aku tau setiap kita melakukan kebaikan, nanti satu saat Tuhan akan memberikan kebaikan lebih tidak hanya kepedulian.
Aku tau peduli itu bukan paksaan tapi panggilan. Tapi yang memang sengaja tak peduli itu yang egois. Ia egois dengan pikirannya. Ia juga egois dengan hatinya. Pikiran dan hatinya ingin merasakan dan memberikan kepedulian tapi ada yang sengaja mengekangnya. Ah dasar egois.
Hai peduli, kasian ya kamu.